MATA KULIAH : ANALISIS KEBUTUHAN PAUD
DOSEN PENGAMPU : BARRIYATI, M.Pd
OLEH KELOMPOK 8
NAMA : DESY JULIAWATI (101610228)
SRI UTARI (101610603)
KELAS : A
SEMESTER : VI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD
FAKULTAS ILMU KEGURUAAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat rahmat serta
hidayah-Nya kami kelompok 8 dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik dan tepat waktu. Didalam tugas ini kami yang berjudul “MENGEMBANGKAN
KREATIVITAS MINAT DAN BAKAT ANAK USIA DINI (0-3 tahun)” yang kelak saat anak
sudah berusia lebih lanjut dapat di lihat minat serta bakat apakah yang anak
miliki .
Semoga
bacaan ini bisa memberikan banyak pengetahuan serta manfaat bagi para pembaca
dan apabila adanya kekurangan kami mohon maaf karena tidak ada manusia yang
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Pontianak, April 2013
Kelompok
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan
spontan sehingga hal ini memberikan rasa aman secara psikologis pada anak sehingga
anak memperoleh kesempatan yang luas untuk melakukan eksplorasi guna memenuhi
rasa ingin tahunya, anak bebas mengekspresikan gagasannya melalui khayalan,
drama, bermain konstruktif, dan sebagainya. Rasa
aman dan bebas secara psikologis merupakan kondisi yang penting bagi tumbuhnya
kreativitas, untuk mengembangkan kreativitasannya yaitu dengan memberi anak
kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat besar dan penghargaan yang memiliki
pengaruh nyata pada perkembangan pribadinya. Kreativitas pada anak-anak memiliki ciri tersendiri, kreativitas
anak dikoridori oleh keunikan gagasan dan tumbuhnya imajinasi serta fantasi.
Anak-anak yang kreatif, sensitif terhadap stimulasi, mereka juga tidak dibatasi
oleh frame-frame apapun, artinya, mereka memiliki kebebasan dan keleluasan
beraktivitas. Anak kreatif juga cenderung memiliki keasyikan dalam aktivitasnya.
Kreativitas AUD juga ditandai dengan kemampuan membentuk imajinasi mental,
konsep berbagai hal yang tidak hadir di hadapannya. AUD juga memiliki fantasi,
imajinasi untuk membentuk konsep yang mirip dengan dunia nyata (Isenberg & Jalongo,
1993). Kreativitas anak didorong kefitrahannya sebagai manusia yang berpikir.
Anak menjadi kreatif juga karena mereka membutuhkan pemuasan dorongan emosi.
Namun yang paling penting, kreativitas anak muncul karena anak perlu strategi
untuk membangun konsep dan memecahkan masalah sesuai tingkat intelektualnya.
Bakat (aptitude)
adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu di kembangkan atau di
latih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus.
Misalnya kemampuan berbahasa, bermain musik, melukis, dan lain-lain. Seseorang
yang berbakat musik misalnya, dengan latihan yang sama dengan orang lain yang
tidak berbakat musik akan lebih cepat menguasai keterampilan tersebut. Untuk
bisa terealisasi, bakat harus di tunjang dengan minat, latihan, pengetahuan,
dan pengalaman. Mengembangkan bakat dan minat
bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa bekerja di bidang
yang diminatinya dan sesuai dengan kemampuan serta bakat dan minat yang
dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta
bekerja secara optimal dengan penuh antusias. Setiap orang menginginkan
untuk menjadi yang kreatif, dan setiap orang pada dasarnya memiliki potensi
untuk kreatif, hanya saja permasalahannya sejauh mana potensi tersebut dapat
diasah pada diri manusia sehingga mereka dapat menghasilkan karya dan gagasan
yang spektakuler dengan idenya yang “lain daripada yang lain”. Untuk mengasah
kreativitas minat serta bakat maka dapat dimulai sejak anak usia dini. Tentunya
sebagai orangtua yang ingin anaknya kreatif maka harus memahami bagaimana
mengembangkan dan meningkatkan kreativitas minat serta bakat pada anak.
Dalam hal ini, maka orang tua menjadi penting mengetahui faktor apa saja
yang mendukung berkembangnya kreativitas anak dan aktivitas apa saja yang dapat
meningkatkan kreativitas anak.
B.
Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka dalam
makalah ini mempunyai tujuan dan manfaat :
1.
Untuk
mengembangkan kemampuan kreativitas minat serta bakat yang di miliki oleh anak.
2.
Untuk
memberikan pemahaman kepada orang tua bahwa pentingnya mengembangkan serta
meningkatkan kreativitas pada anak.
3.
Untuk
dapat mengembangkan ide-ide kreatif anak dalam mengembangkan kreativitas mereka
di bidang tertentu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah suatu kondisi, sikap
atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tidak mungkin dirumuskan
secara tuntas. Kreativitas dapat didefinisikan dalam
beranekaragam pernyataan tergantung siapa dan bagaimana menyorotinya. Istilah
kreativitas dalam kehidupan sehari-hari selalu dikaitkan dengan prestasi yang
istimewa dalam menciptakan sesuatu yang baru, menemukan cara-cara pemecahan
masalah yang tidak dapat ditemukan oleh kebanyakan orang, ide-ide baru, dan
melihat adanya berbagai kemungkinan.
Menurut Solso (Csikszentmihalyi,1996)
kreativitas adalah aktivitas kognitif yang menghasilkan cara pandang baru
terhadap suatu masalah atau situasi. Drevdal (dalam Hurlock, 1999) menjelaskan
kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan komposisi, produk,
atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru, dan sebelumnya tidak dikenal
pembuatnya. Kreativitas ini dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis
pemikiran yang hasilnya bukan hanya perangkuman, mungkin mencakup pembentukan
pola-pola baru dan gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya
serta pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mungkin mencakup
pembentukan korelasi baru. Bentuk-bentuk kreativitas mungkin berupa produk
seni, kesusasteraan, produk ilmiah, atau mungkin juga bersifat prosedural atau metodologis.
Jadi menurut ahli ini, kreativitas merupakan aktivitas imajinatif yang hasilnya
merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari
pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat.
Munandar (1995) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru, asosiasi baru berdasarkan bahan, informasi, data atau
elemen-elemen yang sudah ada sebelumnya menjadi hal-hal yang bermakna dan
bermanfaat. Pengertian
kreativitas menurut pendapat para ahli yaitu :
a.
Barron (1982 : 253)
Kreativitas
adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru disini
bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari
unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.
b.
Guilford (1970 : 236)
Kreativitas
mengacu pada kemampuan yang menandai cirri-ciri seorang kreatif.
c.
Utami Munandar (1992 : 41)
Kreativitas
adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas
dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.
d.
Rogers (1992 : 48)
Kreativitas
adalah proses munculnya hasil-hasil baru dalam suatu tindakan.
e.
Drevdahl (Hurlock; 1978 : 3)
Kreativitas
adalah kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang
dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sentesis yang mungkin melibatkan
pembentukan pola-pola bar dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang
dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.
B. Pendekatan Terhadap Kreativitas
Pendekatan psikologis lebih melihat kreativitas dari segi
kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri individu sebagai faktor-faktor yang
menentukan kreativitas seperti : inteligensi, bakat, motivasi, sikap, minat,
dan disposisi kepribadian lainnya.
Pendekatan sosiologis berasumsi bahwa kreativitas individu
merupakan hasil dari proses interaksi sosial, dimana individu dengan segala
potensi & disposisi kepribadiannya di pengaruhi oleh lingkungan sosial
tempat individu itu berada, yang meliputi ekonomi, politik, kebudayaan dan
peranan keluarga.
Beberapa
faktor sosiologis yang kondusif bagi perkembangan kreativitas, yaitu :
1.
Tersedianya sarana-sarana kebudayaan
2.
Keterbukaan terhadap keragaman cara berpikir
3.
Adanya keleluasan bagi keragaman cara berpikir
4.
Adanya toleransi terhadap pandangan-pandangan yang divergen
5.
Adanya penghargaan yang memandai terhadap orang-orang yang berprestasi
C. Perkembangan kreativitas berdasarkan usia
1. Tahap sensori – motorik ( 0 – 2 tahun)
Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebab, pada tahap ini tindakan-tindakan anak masih berupa tindakan-tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangannya terhadap objek masih belum permanen, belum memiliki konsep tentang ruang dan waktu, belum memiliki konsep tentang sebab-akibat, bentuk permainannya masih merupakan pengulangan reflek-reflek, belum memiliki konsep tentang diri, ruang dan belum memiliki kemampuan berbahasa.
2. Tahap Praoperasional ( 2 – 7 tahun)
Pada tahap ini kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang akan dating, meskipun dalam jangka waktu pendek.
3. Tahap Operasional Konkrit ( 7 – 11 tahun)
Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah :
a. Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental
b. Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana
c. Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas diri
d. Konsep tentang ruang sudah semakin meluas
e. Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
f. Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.
4. Tahap Operasional Formal ( 11 tahun ke atas)
Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas ini, yakni :
a. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis
b. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara proporsional berdasarkan pemikiran logis
c. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relatif
d. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative
e. Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks
f. Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berpikir hipotesis
g. Remaja sudah memiliki diri ideal
h. Remaja sudah menguasai bahasa abstrak
1. Tahap sensori – motorik ( 0 – 2 tahun)
Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebab, pada tahap ini tindakan-tindakan anak masih berupa tindakan-tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangannya terhadap objek masih belum permanen, belum memiliki konsep tentang ruang dan waktu, belum memiliki konsep tentang sebab-akibat, bentuk permainannya masih merupakan pengulangan reflek-reflek, belum memiliki konsep tentang diri, ruang dan belum memiliki kemampuan berbahasa.
2. Tahap Praoperasional ( 2 – 7 tahun)
Pada tahap ini kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang akan dating, meskipun dalam jangka waktu pendek.
3. Tahap Operasional Konkrit ( 7 – 11 tahun)
Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah :
a. Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental
b. Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana
c. Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas diri
d. Konsep tentang ruang sudah semakin meluas
e. Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
f. Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.
4. Tahap Operasional Formal ( 11 tahun ke atas)
Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas ini, yakni :
a. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis
b. Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara proporsional berdasarkan pemikiran logis
c. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relatif
d. Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative
e. Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks
f. Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berpikir hipotesis
g. Remaja sudah memiliki diri ideal
h. Remaja sudah menguasai bahasa abstrak
D. Karakteristik Kreativitas
Diers (Adams : 1976) mengemukakan bahwa karakteristik :
1. Memiliki dorongan (drive) yang tinggi
2. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
3. Penuh percaya diri
4. Toleran terhadap ambiguitas
5. Bersifat sensitive, dan lain-lain
Menurut Utami Munandar (1992) mengemukakan ciri-ciri kreativitas antara lain :
1. Senang mencari pengalaman baru
2. Memiliki inisiatif
3. Selalu ingin tahu
4. Mempunyai rasa humor
5. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi, dan lain-lain.
Menurut Clark (1988) mengemukakan karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut :
1. Memiliki disiplin diri yang tinggi
2. Senang berpetualang
3. Memiliki wawasan yang luas
4. Mampu berpikir periodic
5. Memerlukan situasi yang mendukung
6. Sensitif terhadap lingkungan
7. Memiliki nilai estetik yang tinggi
Menurut Torance (1981) mengemukakan karakteristik kreativitas adalah :
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2. Tekun dan tidak mudah bosan
3. Percaya diri dan mandiri
4. Berani mengambil resiko
5. Berpikir divergen
Diers (Adams : 1976) mengemukakan bahwa karakteristik :
1. Memiliki dorongan (drive) yang tinggi
2. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
3. Penuh percaya diri
4. Toleran terhadap ambiguitas
5. Bersifat sensitive, dan lain-lain
Menurut Utami Munandar (1992) mengemukakan ciri-ciri kreativitas antara lain :
1. Senang mencari pengalaman baru
2. Memiliki inisiatif
3. Selalu ingin tahu
4. Mempunyai rasa humor
5. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi, dan lain-lain.
Menurut Clark (1988) mengemukakan karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut :
1. Memiliki disiplin diri yang tinggi
2. Senang berpetualang
3. Memiliki wawasan yang luas
4. Mampu berpikir periodic
5. Memerlukan situasi yang mendukung
6. Sensitif terhadap lingkungan
7. Memiliki nilai estetik yang tinggi
Menurut Torance (1981) mengemukakan karakteristik kreativitas adalah :
1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2. Tekun dan tidak mudah bosan
3. Percaya diri dan mandiri
4. Berani mengambil resiko
5. Berpikir divergen
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
Utami Munandar (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah :
1. Usia
2. Tingkat pendidikan orang tua
3. Tersedianya fasilitas
4. Penggunaan waktu luang
Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas ke dalam 2 kelompok yakni :
1. Faktor-faktor yang mendukung
- Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
- Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
- Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu
- Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian
2. Faktor-faktor yang menghambat
- Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan
- Otoritarianisme
- Diferensiasi antara bekerja dan bermain
- Stereotif peran seks/jenis kelamin
- Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan.
Utami Munandar (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah :
1. Usia
2. Tingkat pendidikan orang tua
3. Tersedianya fasilitas
4. Penggunaan waktu luang
Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas ke dalam 2 kelompok yakni :
1. Faktor-faktor yang mendukung
- Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
- Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
- Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu
- Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian
2. Faktor-faktor yang menghambat
- Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan
- Otoritarianisme
- Diferensiasi antara bekerja dan bermain
- Stereotif peran seks/jenis kelamin
- Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan.
F. Faktor potensial yang mendukung berkembangnya kreatifitas anak:
1.
Rangsangan
mental
Suatu
karya kreatif dapat muncul jika anak mendapatkan rangsangan mental yang
mendukung. Pada aspek kognitif anak distimulasi agar mampu diberikan berbagai
alternative pada setiap stimulant yang muncul. Pada aspek kepribadian anak
distimulasi untuk mengembangkan berbagai macam potensi pribadi kreatif seperti
percaya diri, keberanian, ketahanan diri, dan lain sebgainya. Pada aspek
suasana psikologis (psychological Athmosphere) distimulasi agar anak
memiliki rasa aman, kasih sayang dan penerimaan. Menerima anak dengan segala
kekurangan dan kelebihannya akan membuat anak berani mencoba, berinisiatif, dan
berbuat sesuatu secara spontan.
2.
Kondisi
Lingkungan
Kondisi
lingkungan di sekitar sangat berpengaruh besar dalam menumbuhkembangkan
kreativitas. Kreativitas akan mati dan tidak berkembang dengan kondisi
lingkungan yang tidak mendukung. Ayan (1997) menemukakan beberapa kondisi
lingkungan yang harus diciptakan untuk menumbuhkan jiwa kreatif, antara lain:
·
Pencahayaan
Cahaya
merupakan salah satu sumber energy kreatif paling ampuh, bahkan cahaya matahari
yang terang langsung memiliki kaitan biologis dengan tubuh dan pikiran.
·
Sentuhan
warna
Warna
memiliki aspek tertentu terhadap lingkungannya, dapat membuat kita merasa penuh
energy. Sementara warna lain mempunyai efek menenangkan. Ada beberapa cara
dasar penggunaan warna untuk menciptakan lingkungan kreatif. Pertama, mewarnai
ruangan untuk mendapatkan perasaan yang diinginkan. Kedua, buat variasi warna
sesuai dengan suasana hati dan kebutuhan yang berbeda. Ketiga, banyaknya warna
dapat merangsang berbagai pikiran dan perasaan.
·
Seni
dan Lingkungn
Istilah
seni dan lingkungan berarti segala sesuatu yang terdapat didinding, rak, dan
semua permukaan sekitar ruangan. Ini meliputi mulai dari poster, hiasan
dinding, ukiran, foto, benda seni dan lain-lain.
·
Bunyi
dan Musik
Musik
dan bunyi memiliki dua fungsi:
-
Jenis music tertentu dapat meningkatkan fungsi otak dan membantu kecepatan
belajar dan daya ingat
-
Mempengaruhi penataan dan suasana hati
Musik
dapat membuat zona kenyamanan menuju pikiran dan perasaan baru, tepat pada
bidang yang dibutuhkan agar menjadi kreatif.
·
Aroma
Menurut
berbagai sumber bebauan atau aroma diketahui secara langsung merangsang bagian
otak-sistem limbic-yang bekerja atas emosi dan ingatan prmitif.
·
Sentuhan
Sentuhan
dapat menghadirkan kenyamanan fisik dan relaksasi, dapat mencapai ketenangan,
dan untuk mendapatkan rangsangan.
·
Cita
Rasa
Ada
tiga prinsip penting dalam hal masalah gizi :
-
Karbohidrat menyebabkan kantuk, dan akan mengurangi energi kreatif
-
Protein meningkatkan kesiagaan, sedangkan lemak mengumpulkan ketajaman mental
-
Pola makan terbaik adalah yang mementingkan buah-buahan segar dan sayuran,
hindari makanan yang diproses bahan sintesis, gula, tepung, kafein dan alcohol.
Ketujuh
aspek lingkungan tersebut memberikan dampak diperlukannya kondisi bersih dan
sehat dalam lingkungan. Penataan ruangan yang apik, tidak penuh dengan barang,
dan ventilasi yang cukup, dapat mengembangkan kreativitas anak.
3.
Peran
Orang Tua
Utami
Minandar (1999) menjelaskan beberapa sikap orang tua yang menunjang tumbuhnya
kreativitas, antara lain :
1.
Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkan
2.
Memberi waktu kepada anak untuk berfikir, merenung dan berkhayal
3.
Membolehkan anak untuk mengambil keputusan sendiri
4.
Mendorong anak untuk menjajaki dan mempertanyakan hal-hal
5.
Meyakinkan anak bahwa orangtua menghargai apa yang ingin dicoba, dilakukan dan
apa yang dihasilkan
6.
Menunjang dan mendorong kegiatan anak
7.
Menikmati keberadaannya bersama anak
8.
Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak
9.
Mendorong kemandirian anak dalam bekerja
10. Menjalin hubungan
kerjasama yang baik dengan anak
Dalam
membangun mental usaha anak, dapat dicontohkan dengan beberapa kasus dibawah
ini,
Contoh
1 : Anak minta dibukakan bungkus peremen
yang
harus dilakukan:
-
Sebagai orangtua harus mengakui jika anak belum bisa membukakan permen karena
memang belum diajari
-
Berikan contoh membukakan permennya sampai anak mengerti
-
Setelah itu, minta anak untuk mengulangi kembali. Jangan lupa berikan pujian
serta pesan bahwa setelah ini harus berusaha sendiri sebelum mereka meminta
tolong kepada orang lain.
G. Masalah yang sering timbul pada anak kreatif
1. Pilihan karir yang tidak realistis
2. Hubungan dengan guru dan teman sebaya
3. Perkembangan yang tidak selaras
4. Tiadanya tokoh-tokoh ideal
1. Pilihan karir yang tidak realistis
2. Hubungan dengan guru dan teman sebaya
3. Perkembangan yang tidak selaras
4. Tiadanya tokoh-tokoh ideal
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari penjabaran makalah tersebut
dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru atau suatu kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada
sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna atau bermanfaat. Untuk mengasah kreativitas minat serta bakat maka dapat
dimulai sejak anak usia dini dalam hal ini, maka peran orang tua sangat penting
untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung perkembangan kreativitas anak
dan aktivitas apa saja yang dapat meningkatkan kreativitas anak.
2. Saran
bandar Togel sgp yang paling aman
BalasHapusAyo segera
Agen TOGEL 4DPOIN,Online Terpercaya.
Minimal Deposit Dan Withdraw 20.000
Keterangan Lebih Lanjut, Anda Bisa Hubungi Disini.
★ Pin BBM : D1A279B6
★ Pin BBM : 7B83E334
★ Whatsapp : +85598291698
★ Skype : Poin.4D
★ Line : +85598291698